Gunung Kerinci Masih Terus Erupsi, Tinggi Kolom Abu 600 Meter

Gunung Kerinci di Jambi, Sumatera Barat mengalami erupsi pada tanggal 12 Januari 2023 pukul 06:20 WIB. Erupsi ini ditandai dengan keluarnya abu vulkanik dengan tinggi kolom abu sekitar 600 meter di atas puncak. Kolom abu yang keluar berwarna kelabu dengan intensitas sedang yang cenderung ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 2 mm dan durasi sementara 13 menit 20 detik. Erupsi ini disebabkan oleh release energi di permukaan dangkal pada sistem kawah yang relatif terbuka pada saat ini, yang diakibatkan oleh supply magma baru yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah Provinsi Jambi telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat di sekitar Gunung Kerinci untuk waspada terhadap aktivitas gunung api, serta sudah membahas jalur evakuasi sebagai bentuk tanggap bencana. Saat ini Gunung Kerinci masih berada pada status level II atau waspada dan masyarakat di sekitar serta pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan untuk mendaki dalam radius 3 KM dari kawah aktif. Jalur penerbangan juga disarankan untuk tidak melintas di sekitar Gunung Kerinci karena potensi letusan abu yang lebih tinggi dapat saja terjadi.

Secara umum, erupsi gunung api dapat memiliki dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitar, termasuk dalam hal kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Abu vulkanik yang keluar dari erupsi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, iritasi mata, dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat di sekitar gunung api harus mengambil tindakan preventif seperti menutup jendela dan pintu, serta menjaga jarak dari area erupsi.

Selain itu, erupsi juga dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan ekonomi, seperti jalan, jembatan, gedung, dan lahan pertanian. Masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian dan pariwisata juga dapat terdampak negatif dari erupsi ini.

Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus siap untuk mengatasi dampak dari erupsi gunung api ini. Ini meliputi pembuatan jalur evakuasi, persiapan sarana dan prasarana untuk menanggulangi masalah kesehatan, serta pemulihan ekonomi setelah erupsi.

Pemantauan gunung api secara berkala juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi tanda-tanda aktivitas vulkanik yang meningkat dan mengambil tindakan preventif sebelum erupsi terjadi. Kemudian dalam hal penerbangan, pihak bandara harus memantau situasi dan memperhatikan arahan dari pemantau gunung api sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin keselamatan penerbangan.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts